Minggu, 07 April 2013

Beberapa Makhluk Hidup Tertua (Purba) Puluhan sampai Milyaran Tahun

0
 Bonjour a tous! Disini saya akan membahas tentang hal-hal yang berkenaan dengan hewan-hewan purba yang masih hidup sampai dengan saat ini. Kalian tau kan hewan purba sudah ada sejak kapan? Sejak puluhan, ratusan, jutaan, bahkan milyaran tahun yang lalu, apa kalian tau apa dan bagaimana bentuk hewan-hewan purba itu? Let's see.......
  • Semut Martialis Heureka (120 juta tahun)
    Walaupun termasuk salah satu hewan tertua di bumi, namun semut ini baru ditemukan oleh manusia modern pada tahun 2000 lalu di hutan hujan Amazon, dekat Manaus, Brasil.
    Semut ini sempat menghebohkan peneliti karena tak ada matanya, alias buta.  Jenis semut yang tanpa mata dan memiliki warna cream ini merupakan keluarga baru dari Martialinae.
    Begitu anehnya semut yang tiada duanya ini, maka dijuluki “Semut dari planet Mars” atau dalam bahasa latinnya Martialis heureka (“ant from Mars”) yang kemudian menjadi namanya.
    Dan sangat mengagumkan, walau tanpa mata dan hanya dengan mengandalkan kedua sungut antenanya, turunan semut spesies ini dapat beradaptasi dan bisa bertahan hidup sejak lebih seratus juta tahun lamanya. 

  • Ikan Sturgeon (200 juta tahun)
     Ikan jenis Sturgeon adalah nama umum dari 26 spesies ikan dalam keluarga Acipenseridae, termasuk genus Acipenser, Huso, Scaphirhynchus dan Pseudoscaphirhynchus.
    Keluarga dari ikan bertulang tertua ini mempunyai habitat hidup di sungai, danau dan pantai sub-tropis, iklim sedang dan sub-arktik. Sturgeon dapat dijumpai di sekitar Amerika Utara.
    Menurut para ahli, dulunya kemungkinan ikan ini memiliki tubuh yang besar, namun dikarenakan evolusi maka menyusut sampai dengan bentuk seperti sekarang.
    Sturgeon dan paddlefish terkait telah mengalami perubahan morfologi sangat sedikit, menunjukkan bahwa evolusi mereka telah lambat dan produktif mereka status informal sebagai fosil hidup. Hal ini dijelaskan dalam bagian oleh waktu antar-generasi lama, toleransi untuk rentang luas suhu dan salinitas, kurangnya predator karena ukurannya.
    Sturgeon sudah dikenal sebagai salah satu sumber utama kaviar(telur ikan) karena penangkapan secara berlebihan, populasinya sedang terancam saat ini. Spesies sturgeon terbesar dapat tumbuh hingga 6 meter, yang sama besar dengan hiu putih, Sturgeon memakan binatang kecil dari dasar laut dan tidak menimbulkan bahaya bagi manusia, kecuali diprovokasi. 
  •  Hewan Laut Horseshoe Shrimp (200 juta tahun)
    Horseshoe Shrimp adalah satu-satunya spesies di muka bumi yang tidak mengalami evolusi atau perubahan bentuk sejak 200 tahun lalu.
    Dari fosil yang ditemukan dan bentuknya sekarang, hewan yang bernama latin Cephalocarida ini juga masih tetap sama.

  •  Tumbuhan Ginkgo Biloba (270 juta tahun)
    Spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka ini dapat ditemui di mana saja karena ruang hidupnya tersebar luas di seluruh dunia.
    Dari fosil yang pernah ditemukan dan bentuknya sekarang, Ginkgo biloba  tumbuhan ini tidak mengalami perubahan sama sekali. Diperkirakan, tumbuhan ini hidup sejak periode Permian.
    Pohon Ginkgo adalah satu-satunya wakil hidup dari ordo Ginkgoales, sekelompok gymnosperms datang kembali menjadi 270 juta tahun yang lalu pada periode Permian.
    Karena cataclysms geologi spesies hanya 3 atau 4 masih tersisa di Tersier (65 juta tahun lalu). Kepunahan dinosaurus sebagai penyebar benih potensi biji besar mungkin juga dipengaruhi penurunan ini, yang sejalan dengan catatan fosil. 
     
  •  Ikan Coelacanth atau Ikan Raja Laut (360 juta tahun)
    Kata Coelacanth diambil dari bahasa Yunani yang berarti duri berongga. Walaupun sedikit, namun sampai sekarang ikan ini masih hidup di Indonesia, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan Afrika Selatan. Di Indonesia ikan purba Coelacanth dapat ditemukan di perairan Talise, Minahasa Utara dan perairan Malalayang, Teluk Manado, Sulawesi Utara.
    Coelacanth adalah yang paling terkenal dari semua “fosil hidup” dan pantas menjadi # 1 dalam daftar ini, karena ini adalah contoh terbaik dari sebuah takson Lazarus, ini adalah binatang yang seharusnya lama punah dan tak terduga ditemukan masih hidup hingga sekarang. Ikan ini seharusnya telah punah pada periode Cretaceous, bersama dengan dinosaurus, tetapi pada tahun 1938, sebuah spesimen hidup tertangkap di Afrika Selatan. Sejak itu, spesimen telah dilihat dan difoto, dan spesies Coelacanth kedua bahkan ditemukan di Indonesia pada tahun 1999. Ikan ini adalah predator besar, panjangnya 2 meter, mereka memakan ikan yang kecil, termasuk hiu kecil.

    Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.



    Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meski terkadang ikan purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.



    Pada tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis ( Coelacanth Sulawesi).



    Antara ikan raja laut spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg. Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang berwarna coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.

  • Horseshoe Crab / Belangas / Mimi Hitam (445 juta tahun)

    Diyakini bahwa hewan ini mulai muncul sejak periode Ordovician atau periode Paleozoikum. Dan menurut para ahli, horseshoe crab jauh lebih mendekati keluarga kalajengking dibandingkan keluarga dari kepiting.
    Selain itu, para ahli juga memberikan kesimpulan bahwa Belangas adalah hewan yang memiliki umur lebih tua daripada dinosaurus tertua. Hewan ini dapat hidup di air dan di darat.

    Hewan mirip kepiting ini adalah hewan jenis artopoda yang hidup di perairan dangkal dan kawasan mangrove. Kadang disebut juga dengan nama kepiting ladam, mimi, atau mintuna. Mimi adalah nama dalam bahasa Jawa untuk yang berkelamin jantan dan Mintuna adalah untuk yang berkelamin betina. Hewan ini merupakan salah satu hewan purba yang tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama. Bentuk hewan ini berbentuk seperti ladam kuda berekor. Meski bentuknya menyeramkan, daging dan telur belangkas bisa dijadikan makanan. Namun perlu berhati-hati karena ada bagian tubuhnya yang mengandung racun. Belangkas bisa ditemukan di perairan laut Asia Tenggara dan Amerika Utara. Di Indonesia, jenis belangkas yang ditemukan adalah Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus dan Carcinoscorpius rotundicauda. Jenis T. gigas banyak dijumpai di perairan estuaria hampir merata diseluruh perairan Indonesia.

  • Nautilus (500 juta tahun)

  • Nautilus disebut juga living fossil atau fosil hidup karena banyak arkeolog yang menemukan fosil hewan ini di bebatuan, namun sampai sekarang Nautilus masih dapat ditemui di perairan Indo-Pasifik.
    Menurut para ahli, di era dinosaurus, hewan ini memiliki beragam varian, dikarenakan banyak faktor, sekarang ini silsilah keluarga Nautilus yang tersisa hanya cephalopoda atau cumi-cumi saja.
     
  • Jellyfish / Ubur-Ubur (505 juta tahun)
    Ubur-ubur adalah hewan laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa dan tergolong dalam keluarga Cnidaria atau Coelenterata. Tubuhnya berbentuk payung berumbai, dapat membuat gatal pada kulit bila tersentuh. Tercatat ada sekitar 1.800 jenis ubur-ubur di dunia.
    Jenis ubur-ubur yang paling berbahaya adalah dari kelompok Cubozoa. Sengatan tentakelnya bisa menimbulkan kematian. Ubur-ubur yang paling mematikan dari kelompok ini adalah ubur-ubur Irukandji, yang ukurannya kecil. Ubur-ubur ini hidup di sekitar pantai Australia.
    Hewan ini sangat susah untuk menjadi fosil ketika mati dikarenakan tubuhnya yang tipis dan lunak. Namun, pernah ditemukan sebuah fosil yang diyakini adalah Ubur-Ubur Purba beberapa tahun lalu.
  •  
     
  • Sponge / Porifera (580 juta tahun)

    Porifera (Latin: porus = pori, fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
    Seperti halnya Cyanobacteria, para peneliti mempunyai asumsi bahwa Sponge adalah salah satu makhluk hidup yang ada sejak awal hewan di darat, air dan udara muncul.
    Fosil Sponge tertua yang pernah ditemukan adalah berusia sekitar 540 juta tahun lalu di sebuah batu di Australia. Sponge juga mirip Ubur-Ubur yang susah untuk menjadi fosil karena karakteristik tubuhnya.

  • Cyanobacteria (3,8 miliar tahun)
    Para peneliti mempunyai asumsi bahwa Cyanobacteria adalah makhluk hidup pertama yang hidup di bumi. Cyanobacteria, dikenal pula sebagai sianobakteri(a), bakteri biru-hijau, ganggang biru-hijau (Cyanophyceae), serta ganggang biru, adalah filum (atau divisi) bakteri autotrof fotosintetik.
    Jejak fosilnya telah ditemukan berusia 3,8 miliar tahun. Kelompok bakteri ini sekarang adalah salah satu kelompok terbesar dan terpenting di bumi. Makhluk ini hidup di sulfur dan gas metan yang tersebar merata hampir di seluruh tempat di awal bumi terbentuk.
    Walaupun kecil, namun Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau ini merupakan salah satu kelompok terpenting dalam rantai ekosistem makhluk hidup di bumi. Cyanobacteria dapat ditemui di laut atau samudera, perairan tawar, di permukaan batu sampai di tanah.

  • Komodo (40 juta tahun)

    Komodo, atau yang biasa disebut dengan Komodo Dragon (Varanus komodoensis), merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 2-3 meter dan berat mencapai 70-140 kg. Ukurannya yang besar ini berhubungan erat dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.



    Komodo merupakan dinosaurus purba yang hanya hidup (endemik) di Indonesia saja, tepatnya di Taman Nasional Pulau Komodo. Walaupun begitu komodo juga dapat ditemukan di dua pulau lain disekitar pulau komodo yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.


    Rahasia Kadal Komodo hingga dapat bertahan selama 40 juta tahun ialah karena ia memiliki sistem pertahanan hidup alami yang terdapat pada kuku serta air liurnya. Air liur komodo sangat mematikan karena mengandung 66 jenis bakteri mematikan. Rahasia lain mengapa komodo dapat bertahan selama ini ialah karena cara bereproduksi komodo sangat istemewa. Komodo dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis). 
 Itulah hewan-hewan purba yang masih bertahan hidup. Sudah sangat langka bukan? So.. kita seharusnya menjaga populasi hewan-hewan purba itu agar bisa tetap bertahan hidup, agar tidak punah dengan cara melestarikan lingkungan dan biota hewan serta menjaga populasi hewan purba itu, jangan kita rusak biota mereka!

Read More

Selasa, 02 April 2013

Histoire de la Tour Eiffel

0
La Tour Eiffel porte le nom de l'ingénieur Gustave Eiffel, qui en fut l'un des concepteurs.
Les ingénieurs Nouguier et Kœchlin de la société Eiffel conçurent la tour pour le concours ouvert par le ministre du Commerce et de l'Industrie Lockroy à l'occasion de l'exposition universelle de 1889, qui prévoyait le projet d'une tour haute de 300m sur une base de 125m. Le projet Eiffel fut retenu parmi 700 concurrents.
Initialement haute de 312,27m avec le drapeau, puis de 320,75m après la construction de l'antenne du poste émetteur de télévision en 1957, actuellement 317,96m, elle fut construite sur la partie du Champ-de-Mars qui borde la Seine, face au palais du Trocadéro, construit également pour l'exposition universelle.
Elle devait par ailleurs ẽtre détruite à l'expiration de la concession (1909) et fut sauvée gráce à sa reconversion dans le domaine militaire, puis par l'installation d'un radio émetteur civil.
Au moment de sa construction de violentes protestations émanèrent de plusieurs personnalités, parmi lesquelles Dumas fils, Huysmans, Maupassant, Coppée, Sully Prudhomme, Charles Garnier, Gounod, etc.
Certains d'entre eux firent plus tard amende honorable. Coppée sera lyrique au sujet de la tour. Dès 1889, Sully Prudhomme dit tout le bien qu'il en pense. Elle inspire à Gounod lui-mẽme un petit « concerto dans les nuages »
Depuis, la Tour Eiffel s'est incorporée à la physionomie de Paris. Par un juste retour des choses, le poètes (Apollinaire, Forgue, Cocteau, etc.) et les peintres du XXème siècle, ces derniers surtout, ont su voir ce que cette construction unique apportait de nouveau : non pas tant Pissarro ou Utrillo, ni mẽme Van Dongen, qui ne la peignent que parce qu'ils peignent Paris, mais surtout Delaunay, dont les théories en peinture, de mẽme que celles de Pevsner, sont liées à une vision « dynamique » de la tour.
Read More